Sendiri

Hai, maaf kalau kali ini lagi lagi bukan tentang penyemangat. Mungkin memang sudah fasenya aku merasakan kelabilan dalam hidup, tidak enaknya pendewasaan dan berbagai cerita dibaliknya hehehe.

Lagi lagi berurusan dengan kesalahan, kebodohan, dan sakit hati. Dari berbagai nasihat yang ku dapatkan, aku hanya bisa tenang terhadap satu kalimat. "Apa yang Allah ambil dihari ini, akan Allah ganti menjadi yang lebih baik dikemudian hari." 

Sejenak terasa sesak untuk menerimanya. Kadangkala, kita merasa yang ini yang terbaik, entah itu tentang seseorang, benda, atau keadaan tertentu lainnya. Kepergiannya pun bisa juga tanpa hal terduga dengan sendirinya, atau pun dengan kesalahan diri sendiri. Sebagian manusia mungkin merasa sulit berdamai terhadap kesalahan diri sendiri, dan menyesal.

Tapi bagaimana kalau ternyata kesalahan itu yang menuntun kita untuk menemukan versi terbaik dari diri sendiri?

dan...

menemukan pengganti yang lebih baik dikemudian hari?

diwaktu yang tepat.

Lagi lagi...

Aku melupakan pelajaran sederhana.

Merasa memiliki, dan lupa pemilik sesungguhnya.

Hati ini terlanjur melekat hingga perih sekali saat dipisahkan. 

Butuh waktu untuk menutupi luka yang terlanjur menempel pada sesuatu yang bukan milik ku. Entah harus berapa kali Rabb ku terus mengingatkan ku dengan cara ini. Mengapa aku terus lupa lagi?

 Aku akan berjalan dengan tubuh sendiri. Aku akan terus melihat cermin untuk terus memperbaiki kepribadian. Menata hati, dan segala sesuatu pada tempatnya. Lagi. Lagi. Lagi.