Aku Pergi Dulu
Setelah berkenalan dengan Merbabu dan Slamet, aku memutuskan untuk berpamitan dengan dunia maya. media sosial. Perjalanan gunung menjadi perjalanan yang amat penting bagi ku, ini bukan sekedar hiburan dan konten bahagia semata. Pendakian menyelamatkan ku dari diri yang memutuskan berhenti melangkah, alias menyerah. Sebelum Merbabu, satu pertanyaan penting terlintas dalam benak pikiran ku: "Kenapa, kenapa ya aku harus hidup?".
Kenyataannya, saat itu aku tidak punya semangat lagi untuk hidup. aku benar benar kesulitan menjawab pertanyaaan itu, kenapa? aku buntu. seorang Haykal tidak mampu menemukan jawaban atas kehidupan pada dirinya, kenapa ia harus hidup? pahitnya rasa kehidupan, buramnya rona kehidupan, hingga segala bumbu ujian membuat aku hampir terlena, terlantar, terhempas, dan sengsara.
Pendakian adalah proses aku mencari tau segalanya. mereset ulang hidup ku, diri ku. setiap kali aku mencapai puncak, aku menangis, dan aku berkata aku bisa hidup. setiap kali aku turun dari gunung, aku terlahir kembali. namun, rasa dan tekad tak bertahan lama, kepala ku dibuat risih, bising, riuh, dan kalut. hari demi hari aku semangat untuk menunggu pendakian berikutnya, riuhnya kepala terlepas saat aku memijakkan kaki demi kaki.
semakin bising hari ini, ada maksud makna yang aku temukan tapi tak mampu aku raih. ada maksud Allah beri sebuah ujian dan cobaan. bising yang kali ini amat kencang. gejolak jiwa yang membahayakan. aku harus mulai kembali saat ini, dengan keyakinan, kali ini, aku pasti bisa, aku bisa. pendakian yang tidak biasa, aku yakin, aku pulang dengan jiwa yang berbeda.
aku menghilang dan pamit,
untuk pendakian ketiga.
Komentar
Posting Komentar