Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Luka yang Tidak Diizinkan Untuk Sembuh

  Dahulu, aku memandang kereta menjadi sebuah momentum kesedihan. Pertama kali aku harus pergi meninggalkan keluarga ku, aku menggunakan kereta.  Perlahan menaiki anak tangga dan melaju. Melihat jadwal keberangkatan,  nama kereta, dan kota tujuan. Setiap keberangkatannya, ada relung jiwa yang terasa hampa. Ada kerinduan yang terekam dan terenung secara tak sengaja. Satu tarikan dan hembusan nafas menjadi nada paksa akan penerimaan. Rasanya aku baru pergi tapi... menunggu hari untuk segera pulang kembali.  Seandainya aku tahu, perasaan tentang hal ini harus aku ulang setiap hari. Kereta bukan lagi menjadi satu momentum kerinduan, melainkan hidup ku, hari-hari ku adalah momentumnya. Aku kembali menggunakan kereta, tapi semuanya berubah. Ayah ku tak lagi menunggu ku. Masing-masing anggota keluarga dan setiap manusia yang ku kenal telah menggapai takdirnya masing-masing. Aku hanya terdiam menatap takdir ku seorang diri... Aku tumbuh dewasa dan kereta menjadi alat kendara...

Postingan Terbaru

Rinjani: Kenapa Aku Harus Hidup?

Aku Pergi Dulu

Jangan Depresi (Lagi)

Sisi Lain Letak Titik Hidup

Bunga Mawar

Jika Hidup Mu Berat

Survive

Ketika Hidup Tidak Lagi Sesuai Keinginan

Hikmah Dahsyat Hanya dari Cerita Singkat

Kepulangan (Draft Panjang)

Titik Buntu Tertentu

Agar Berjalan Baik

Takut (Lanjutan)

Takut

23 Years Old

Ini Pesan Untuk: Ramadhan

Kata 'Aku' yang Dulu Kepada Ku Hari Ini

Rasa-Rasa Yang Tak Terselesaikan

Silent Treatment

Kamu Masih di Langit

Cermin

Sendiri

Manusia dan Misterinya

Daun Melayu